mata
Jam 4 pagi
11 Agustus 2004
Mataku pedih lantaran softlens-ku sudah kering. dengan memicingkan mata aku berusaha untuk tetap bisa melihat ke depan. kuputuskan menutup kaca helm yang separoh terbuka. lumayanlah, bisa mengurangi perihnya mata ini. melintas di jalan Gatot Subroto, antara sadar dan tidak aku sempat tertidur.
aku melewati pasar Palmerah. sisi kiri dan kanan jalannya telah penuh dengan pedagang sayur. seorang di antaranya berkali-kali menguap. aku sempat memperhatikan lantaran laju motorku terhenti oleh angkot yang sedang mengangkut sayur.
tiga potong ayam tergeletak pasrah di dalam bak plastik hitam. penjualnya, seorang perempuan berumur 40-an. matanya berkeriap-keriap menahan kantuk. kepalanya lemas terkulai. dia menopangnya dengan kaki sebuah meja yang ada di sampingnya. perlahan dia pun tertidur. aku yang juga mengantuk, sempat merutuk-rutk. namun, aku lantas sadar, dan berkata pada diriku sendiri, "ah, sebentar lagi aku bisa tidur kok. untung saja aku tak harus menjual ayam yang hanya tiga potong itu."